Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Waspada! DP3A Kukar Ungkap Faktor Pemicu Anak Terjerat Judi Online

Iklan

Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) secara khusus menyoroti berbagai faktor risiko krusial yang berpotensi besar dapat menjerumuskan anak-anak ke dalam lingkaran setan judi online dan paparan konten negatif lainnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayetno, mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang paling berpengaruh adalah perkembangan teknologi informasi yang begitu masif dan cepat, yang sayangnya tidak selalu diimbangi dengan tingkat literasi digital yang memadai di kalangan anak-anak maupun orang tua.

“Anak-anak sangat rentan bisa terpapar konten tidak mendidik. Meskipun kita tahu di lingkungan sekolah penggunaan gawai mungkin sudah ada pembatasan, namun waktu anak-anak berada di luar sekolah jauh lebih banyak dan seringkali tanpa pengawasan memadai, terutama pada saat hari-hari libur panjang,” jelas Hero di Tenggarong, Kamis (15/05/2025).

Menurutnya, pengaruh dari lingkungan teman sebaya seringkali menjadi faktor dominan yang paling signifikan dan sering memicu keterlibatan awal seorang anak dalam aktivitas negatif tersebut.

Selain itu, kemudahan akses internet tanpa batas yang tersedia saat ini juga secara tidak langsung membuka peluang yang sangat lebar bagi anak-anak untuk dapat terpapar berbagai jenis konten tanpa adanya filter atau pengawasan yang cukup.

“Faktor dominan yang kami identifikasi adalah kuatnya pengaruh teman sebaya, kemudian disusul oleh kemudahan akses internet tanpa batas yang hampir tersedia di mana saja,” tegasnya.

Kondisi ini diperparah oleh kurangnya tingkat pengawasan dari berbagai lini vital, mulai dari lingkup keluarga terdekat yakni orang tua, kemudian lingkungan institusi pendidikan formal, hingga kepedulian dari masyarakat secara umum. 

“Pengawasan yang kami nilai masih cenderung longgar, baik dari pihak orang tua, lingkungan pendidikan formal, maupun masyarakat sekitar, secara tidak langsung telah memberi mereka kemudahan dan kesempatan untuk mengakses atau bahkan secara aktif mencari aktivitas berbahaya seperti judi online,” tambahnya.

DP3A Kukar secara intensif terus mengimbau kepada para orang tua dan seluruh tenaga pendidik untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan serta memperkuat fungsi pengawasan terhadap aktivitas digital anak.[YK]

———-

Adv Diskominfo Kukar OPD (63)

Pendidikan di Kukar Didorong Manfaatkan AI, DP3A Waspadai Penyalahgunaan

(Foto: Hero Suprayetno, Plt Kepala DP3A Kukar)

Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) secara aktif mendorong pemanfaatan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) secara positif, konstruktif, dan bijaksana di dalam lingkungan pendidikan formal, khususnya sekolah.

Namun, seiring dengan dorongan tersebut, DP3A juga secara tegas mengingatkan seluruh pemangku kepentingan akan krusialnya penanaman dan penerapan etika digital yang kuat guna menghindari berbagai potensi penyalahgunaan dari teknologi canggih yang terus berkembang pesat ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayetno, menyebutkan bahwa kehadiran dan perkembangan AI harus dipandang sebagai sebuah dinamika baru yang tak terelakkan dan perlu direspons secara cerdas serta adaptif oleh seluruh insan dalam dunia pendidikan. 

“Setiap sekolah sudah seharusnya lebih membuka diri dan proaktif terhadap berbagai perkembangan teknologi informasi terkini. Para guru juga diharapkan dapat secara bertahap mengadopsi dan mengintegrasikan AI dalam berbagai aspek proses belajar-mengajar, sehingga para siswa tidak hanya terbatas pada transfer wawasan dari guru semata, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengakses dan mengolah berbagai pengetahuan dari berbagai sumber secara mandiri,” terang Hero di Tenggarong, Kamis (15/05/2025).

Menurutnya, pemanfaatan AI yang tepat dapat secara signifikan membantu siswa dalam mengembangkan berbagai kompetensi yang relevan dengan tuntutan global serta meningkatkan kemampuan nalar kritis mereka. 

Akan tetapi, ia memberikan penekanan khusus bahwa teknologi AI sama sekali tidak boleh disalahgunakan untuk melakukan tindakan-tindakan curang atau tidak etis, seperti misalnya praktik mencontek saat ujian atau mengerjakan tugas. 

“Hal yang paling esensial adalah bagaimana kita memanfaatkannya dengan cara yang tepat, mempelajarinya secara mendalam, dan menggunakannya secara aktif untuk tujuan positif. Jadi, bukan sekadar untuk mencontek jawaban dari AI,” jelasnya.

Hero juga menambahkan bahwa pemahaman yang komprehensif terhadap berbagai batasan serta kemampuan aktual dari teknologi AI juga menjadi faktor penting agar dapat dilakukan berbagai terobosan dan inovasi yang relevan dalam dunia pendidikan. 

Proses adaptasi terhadap teknologi ini, tidak hanya menjadi sebuah keharusan bagi para siswa semata, tetapi juga menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para guru yang dituntut untuk senantiasa terbuka dan responsif terhadap setiap gelombang perkembangan teknologi.

DP3A Kukar menaruh harapan besar bahwa dengan adanya pemahaman yang benar dan implementasi yang tepat, teknologi informasi, termasuk di dalamnya AI, dapat benar-benar menjadi sebuah alat bantu yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan secara keseluruhan di Kukar.

“Ini sejatinya bukanlah sebuah hal yang benar-benar baru, namun kita semua perlu menjadi lebih kuat dan lebih bijak dalam memanfaatkannya agar dapat memberikan dampak yang lebih bermanfaat bagi kemajuan pendidikan,” pungkasnya.[YK]

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *