Kutai Kartanegara – Regenerasi petani menjadi tantangan serius di tengah pesatnya modernisasi. Rata-rata petani di Kecamatan Tenggarong Seberang kini berusia di atas 50 tahun, sementara generasi muda cenderung memilih pekerjaan lain yang dianggap lebih menjanjikan.
Camat Tenggarong Seberang, Tego Yuwono, menyebut pihaknya tengah berupaya keras mendorong anak muda agar kembali melirik dunia pertanian, khususnya dengan pendekatan berbasis teknologi.
“Kami terus menggali potensi anak muda di Tenggarong Seberang untuk bertani secara modern,” ujar Tego, (12/3/2025).
Berbagai intervensi telah dilakukan, mulai dari pemberian bantuan alat pertanian modern, pupuk, obat-obatan, hingga sistem pengairan. Namun, menurut Tego, tantangan terbesar bukan lagi soal teknis, melainkan soal mindset dan kebanggaan terhadap profesi petani.
Untuk itu, Pemkab Kukar menggulirkan tagline “Petani Itu Hebat” sebagai upaya mengubah cara pandang generasi muda. Kampanye ini tak hanya bersifat simbolik, tapi juga bagian dari strategi mendorong pertanian sebagai sektor yang menjanjikan bila dikelola secara profesional.
Beberapa desa di Kukar bahkan sudah mulai membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengelola sektor pertanian secara kolektif dan modern. Skema ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing pertanian lokal.
“Setidaknya saat ini ada beberapa yang akan kami fokuskan untuk pengembangan petani milenial, karena ini sangat berpotensi,” lanjut Tego.
Ia menegaskan bahwa regenerasi petani bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama. Diperlukan sinergi antara pemuda, masyarakat, dan pemerintah untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian sekaligus memastikan pertanian tetap jadi profesi yang membanggakan.