Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Publik Privat Partnership Proyek Rumah Susun untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kota Surabaya

Eppy Dian Pitono, Mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kota Surabaya, sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, terus menghadapi tantangan penyediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pertumbuhan penduduk yang pesat, keterbatasan lahan, dan biaya pembangunan yang tinggi membuat kebutuhan akan hunian layak semakin mendesak. Dalam konteks ini, konsep Publik-Privat Partnership (PPP) muncul sebagai solusi strategis untuk mengatasi tantangan tersebut melalui pembangunan rumah susun bagi MBR.

PPP adalah bentuk kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta untuk melaksanakan proyek infrastruktur atau pelayanan publik. Dalam konteks pembangunan rumah susun, PPP memungkinkan pemerintah memanfaatkan sumber daya, keahlian, dan investasi swasta, sementara pemerintah berperan dalam memberikan regulasi, insentif, serta jaminan terhadap kepentingan publik.

Untuk Surabaya, PPP menawarkan peluang besar untuk menjembatani keterbatasan anggaran daerah dengan kebutuhan pembangunan hunian. Dengan kolaborasi ini, pembangunan rumah susun tidak hanya dapat dilakukan lebih cepat, tetapi juga dengan kualitas yang lebih baik, karena sektor swasta memiliki insentif untuk mengoptimalkan efisiensi dan inovasi.

Proyek Rumah Susun untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah salah satu langkah strategis Pemerintah Kota Surabaya dalam mengatasi tantangan urbanisasi, permukiman kumuh, dan kebutuhan hunian layak bagi masyarakat kurang mampu. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, kebutuhan akan hunian terjangkau semakin mendesak, terutama di kawasan perkotaan seperti Surabaya yang memiliki keterbatasan lahan.

Pembangunan rumah susun ini bukan hanya solusi praktis untuk menyediakan hunian yang layak, tetapi juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Konsep vertikalisasi ini memungkinkan efisiensi penggunaan lahan di kota besar, sekaligus memberikan ruang hidup yang lebih terorganisir bagi warga. Hunian ini dilengkapi dengan fasilitas dasar seperti air bersih, sanitasi, dan area bermain, yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.

Rusunawa Gunung Anyar di Surabaya merupakan salah satu contoh proyek yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk menyediakan hunian bagi MBR. Meskipun tidak sepenuhnya menggunakan skema PPP, pendekatan kolaborasi dengan swasta dalam pengadaan fasilitas pendukung, konstruksi, atau teknologi menjadi bagian dari model sinergi.

Selain itu, skema PPP juga sering digunakan untuk mengintegrasikan perumahan dengan fasilitas umum, seperti pengelolaan air bersih, jaringan listrik, dan transportasi publik, yang dilakukan oleh mitra swasta untuk mendukung keberlanjutan proyek.

Namun, keberhasilan proyek ini tidak semata-mata terletak pada pembangunan fisiknya. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa rumah susun ini dapat diakses oleh MBR tanpa beban finansial yang berlebihan. Di sinilah pentingnya skema Public-Private Partnership (PPP), di mana pihak swasta dilibatkan untuk mendanai konstruksi dan pengelolaan, sementara pemerintah memberikan subsidi dan regulasi yang mendukung. Model ini memungkinkan proyek berjalan dengan efisien tanpa membebani anggaran pemerintah secara penuh.

Manfaat nyata dari proyek ini adalah berkurangnya permukiman kumuh di Surabaya. Sebelumnya, banyak masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau kawasan padat tanpa infrastruktur memadai. Dengan adanya rumah susun, mereka kini memiliki tempat tinggal yang lebih aman, sehat, dan layak. Selain itu, proyek ini juga memberikan dampak sosial positif, seperti terbentuknya komunitas yang lebih terintegrasi di lingkungan rumah susun.

Namun demikian, ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah adaptasi penghuni terhadap kehidupan di hunian vertikal, yang sering kali berbeda dengan kebiasaan mereka di rumah tapak. Edukasi mengenai pengelolaan sampah, penggunaan fasilitas bersama, dan menjaga ketertiban menjadi hal yang penting untuk memastikan rumah susun ini tetap nyaman dalam jangka panjang. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa mekanisme seleksi penghuni berjalan dengan transparan sehingga hunian ini benar-benar diberikan kepada mereka yang berhak. Proyek Rumah Susun untuk MBR di Surabaya adalah cerminan bagaimana sebuah kota dapat menghadapi tantangan urbanisasi dengan solusi yang inovatif dan inklusif. Dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik, proyek ini tidak hanya menyediakan hunian, tetapi juga memberikan harapan baru bagi masyarakat untuk hidup lebih baik. Lebih jauh, keberhasilan proyek ini dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia dalam menghadapi masalah serupa.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *