Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pemkab Kukar Perketat Pengawasan Harga Jelang Idulfitri, Antisipasi Inflasi dan Spekulasi Pasar

Tenggarong – Menjelang perayaan Idulfitri, Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) semakin intensif mengawasi harga bahan pokok. Langkah ini diambil untuk menjaga daya beli masyarakat dan mencegah lonjakan harga yang bisa mengguncang stabilitas ekonomi lokal.

Dalam High-Level Meeting (HLM) terbaru, Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan dengan cara langsung mengecek harga di Pasar Mangkurawang dan juga melalui data yang dihimpun dari TPID Provinsi serta Bank Indonesia. Hasilnya, ada beberapa komoditas yang mengalami lonjakan harga cukup signifikan, terutama ayam potong, cabai, dan daging, sementara harga beras dan sayuran terpantau relatif stabil.

“Pemantauan dilakukan setiap hari, terutama untuk komoditas yang rawan fluktuasi. Kami akan terus mengawasi dan segera mencari solusi jika ada lonjakan harga yang mencurigakan,” kata Sunggono.

Untuk mencegah lonjakan harga, TPID Kukar telah memperkuat koordinasi lintas sektor dan memastikan distribusi bahan pokok tetap lancar. Selain itu, 12 dari 20 kecamatan di Kukar telah ditugaskan untuk melakukan pemantauan harga secara harian, sehingga jika terjadi indikasi kenaikan harga yang tidak wajar, tindakan bisa segera diambil.

“Ada sistem pelaporan harga di setiap kecamatan, jadi jika ada lonjakan yang tidak wajar, kita bisa segera menindaklanjutinya dan mengatasi spekulasi pasar,” tambah Sunggono.

Selain pengawasan harga, TPID Kukar juga menggencarkan operasi pasar murah untuk menstabilkan harga di masyarakat, terutama di daerah yang rawan mengalami kenaikan harga menjelang Idulfitri.

Pemkab Kukar tidak hanya fokus pada pengendalian inflasi jangka pendek, tetapi juga memiliki visi jangka panjang untuk menjadikan Kukar sebagai pemasok utama bahan pokok di Kalimantan Timur (Kaltim). Saat ini, Kukar sudah berkontribusi hingga 40 persen dalam pemenuhan kebutuhan beras di Kaltim, namun tantangan distribusi dan infrastruktur masih perlu diatasi.

Untuk mendukung produksi pangan, Pemkab Kukar juga telah memetakan lima kecamatan sebagai zona pengembangan pertanian dengan target peningkatan produksi hingga tahun 2026.

Menanggapi potensi kenaikan harga, TPID Kukar mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menghindari perilaku panic buying yang dapat memperburuk situasi. Sunggono berharap, dengan konsumsi yang terukur dan sesuai kebutuhan, masyarakat dapat membantu menjaga stabilitas harga dan mencegah spekulasi liar.

“Kami berharap masyarakat tetap berbelanja seperti biasa. Jangan membeli berlebihan, karena itu justru bisa menyebabkan lonjakan harga yang tidak terkendali,” tutupnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *