Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pembangunan Jembatan Baru Kukar Terintegrasi dengan Penataan Tepian Sungai dan Infrastruktur Pendukung

KUKAR – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Kutai Kartanegara, Wiyono, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan baru di Tenggarong tidak hanya berfokus pada struktur penghubung semata, tetapi juga menjadi bagian dari proyek revitalisasi kawasan tepian Sungai Mahakam.

Penataan ini mencakup pembangunan taman kota yang terintegrasi, agar area sekitar jembatan tidak lagi terkesan kumuh dan dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik yang representatif.

“Kita ingin semua rampung dalam satu tahap pengerjaan, supaya tidak terjadi buka-tutup jalan berulang kali. Jadi jembatan dan taman akan selesai bersamaan, sehingga tampilannya langsung bagus dan fungsional,” ucapnya.

 Ia menegaskan, pihaknya belajar dari pengalaman buruk proyek mangkrak di masa lalu yang tidak ingin terulang kembali.

Dalam perencanaan teknis, Dinas PU juga mempertimbangkan dampak terhadap lalu lintas. Oleh karena itu, jika memang diperlukan penutupan total selama satu tahun, pihaknya menargetkan jembatan sudah bisa difungsikan pada tahun 2026. “Setelah itu baru kita masuk ke proyek lanjutan seperti pelebaran Jalan Panjaitan,” tambahnya.

Wiyono menyebut, pembangunan jembatan ini sangat krusial untuk mendukung posisi Tenggarong sebagai kota wisata.  “Kalau jembatan ini jadi, warga dari Samarinda bisa langsung menuju Jalan Ahmad Yani atau Imam Bonjol tanpa menumpuk di satu titik. Saat ini, kita masih sangat bergantung pada Jembatan Mangkuraja yang jalannya sempit,” tuturnya.

Demi efisiensi anggaran, Dinas PU melakukan penyesuaian teknis tanpa mengurangi kualitas. Salah satu contohnya adalah pengurangan jumlah girder dari 30 menjadi 20 unit. Dana sisa dari pengurangan tersebut dialihkan untuk membiayai bagian lain dari proyek yang belum tercover. “Review ini dilakukan bersama Inspektorat agar penggunaan anggaran tetap efisien, namun jembatan tetap fungsional. Targetnya selesai akhir Desember, cukup satu tahun,” tegasnya.

Adapun Jembatan Besi lama yang selama ini menjadi penghubung utama, akan dialihfungsikan sebagai jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki dan pesepeda. Langkah ini diharapkan dapat memperpanjang usia jembatan dengan mengurangi beban struktur. “Kalau tidak dilalui kendaraan, cukup dilakukan perawatan ringan. Tapi jika perlu perbaikan besar, seperti penggantian besi bawah, tentu harus dengan izin khusus,” tutupnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *