Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Minim Apresiasi, Masa Depan Atlet Olahraga Rekreasi Perlu Kepastian

Samarinda – Meski olahraga rekreasi semakin diminati dan kerap menjadi ajang unjuk bakat masyarakat, perhatian terhadap penghargaan bagi atletnya masih minim. Berbeda dengan atlet olahraga prestasi yang dijamin menerima bonus atas capaian mereka, atlet olahraga rekreasi kerap menghadapi ketidakpastian terkait insentif, meskipun telah mengharumkan nama daerah di tingkat nasional.

Thomas Alva Edison, Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kalimantan Timur, menyatakan bahwa absennya regulasi yang jelas terkait pemberian bonus menjadi tantangan besar. Menurutnya, hal ini bukan hanya soal penghargaan, tetapi juga menyangkut keberlanjutan semangat para atlet.

“Kami sering mendapatkan pertanyaan dari peserta ajang seperti Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas). Banyak yang berasumsi bonus adalah tanggung jawab Dispora, padahal ini berada di luar kewenangan kami,” jelas Thomas.

Olahraga rekreasi memiliki daya tarik tersendiri karena sering melibatkan tradisi dan budaya lokal, sekaligus menjadi hiburan bagi masyarakat luas. Namun, perhatian pemerintah terhadap pelaku di bidang ini, khususnya atlet, dinilai belum setara dengan olahraga prestasi.

“Antusiasme masyarakat terhadap olahraga rekreasi sangat besar, tetapi jika atletnya tidak merasa diapresiasi, bagaimana kita bisa mempertahankan gairah mereka untuk terus berkompetisi?” ungkap Thomas.

Ketidakjelasan soal pemberian bonus ini, menurut Thomas, menunjukkan perlunya regulasi yang lebih konkret. Ia berharap pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya segera duduk bersama untuk mencari solusi.

“Kami butuh kebijakan yang tegas dan transparan. Jika tidak, ini akan berdampak pada keberlanjutan olahraga rekreasi di masa depan,” tambahnya.

Tidak hanya soal bonus, Thomas juga menyoroti pentingnya dukungan yang lebih luas, seperti pengakuan formal terhadap olahraga rekreasi dan peningkatan fasilitas untuk para pelaku di bidang ini.

“Jika pemerintah ingin olahraga rekreasi terus berkembang, perhatian tidak hanya diberikan pada penyelenggaraan, tetapi juga pada orang-orang di baliknya. Atlet adalah kunci utama, dan mereka harus diberi insentif yang layak,” tegasnya.

Dispora Kalimantan Timur berharap adanya kerja sama lintas instansi untuk menyusun mekanisme penghargaan bagi atlet olahraga rekreasi. Dengan dukungan yang jelas dan terstruktur, mereka optimistis olahraga rekreasi tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga kebanggaan daerah yang berkelanjutan.

“Olahraga rekreasi bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga pelestarian budaya dan partisipasi masyarakat. Atletnya berhak mendapatkan apresiasi setara dengan atlet olahraga prestasi,” tutup Thomas.

Ke depan, keberpihakan pemerintah pada olahraga rekreasi akan menentukan bagaimana cabang ini berkembang, baik sebagai wadah partisipasi masyarakat maupun sebagai simbol kebanggaan daerah.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *