KUKAR – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) menggelar acara Open House dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah di Pendopo Odah Etam Tenggarong.
Tradisi tahunan yang sarat makna ini kembali menjadi momen penting untuk mempererat jalinan silaturahmi antara pemerintah daerah dan masyarakat lintas agama serta golongan.
Sejak pagi hari, ribuan masyarakat dari berbagai penjuru wilayah Kukar tampak antusias mendatangi pendopo. Tak hanya umat Islam yang hadir memeriahkan suasana, namun juga tampak warga non-muslim turut serta dalam perayaan ini. Nuansa kebhinekaan begitu terasa, mencerminkan semangat toleransi dan persatuan yang telah menjadi bagian dari kultur masyarakat Kutai Kartanegara.
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah beserta istri, Maslianawati Edi Damansyah, dengan penuh keramahan menyambut setiap tamu yang hadir. Didampingi oleh Sekretaris Daerah Kukar, Dr. H. Sunggono, dan jajaran pejabat lainnya seperti Asisten II Setkab Kukar H. Ahyani Fadianur Diani dan Asisten III H. Dafip Haryanto, suasana open house berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan.
Meski harus berdiri dalam waktu yang lama untuk menerima ribuan tamu, para pejabat Pemkab Kukar tetap terlihat semangat dan penuh senyum dalam menyapa masyarakat. “Kebersamaan seperti ini menjadi kekuatan kita. Momentum Idul Fitri adalah saat yang tepat untuk saling memaafkan dan mempererat tali persaudaraan,” ujar Edi.
Masyarakat yang hadir disambut dengan aneka hidangan dan minuman, menciptakan suasana kebersamaan layaknya rumah sendiri. Diiringi lantunan musik dari Akustis Band, suasana pendopo berubah menjadi ruang silaturahmi yang hidup dan menyenangkan.
Dalam sambutannya, Bupati Edi Damansyah menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah, seraya memohon maaf lahir dan batin kepada seluruh masyarakat Kukar. Ia berharap kegiatan open house ini dapat terus menjadi sarana memperkuat tali silaturahmi, menjaga keharmonisan sosial, serta memperkokoh persatuan di tengah keberagaman.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus menjaga nilai-nilai kebersamaan, saling memaafkan, dan mempererat hubungan sosial yang mungkin sempat renggang. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan dilimpahi rahmat serta hidayah oleh Allah SWT,” ucapnya.
Tradisi halal bihalal yang mengakar kuat di masyarakat Indonesia tak hanya menjadi simbol saling memaafkan, tetapi juga cermin budaya luhur bangsa dalam membangun relasi sosial yang harmonis dan inklusif. Di tengah tantangan zaman, kegiatan seperti ini diharapkan tetap lestari sebagai perekat antarwarga demi terciptanya masyarakat yang rukun dan sejahtera.







