Kutai Kartanegara – Lorong Ramadan di Kutai Kartanegara (Kukar) bukan hanya ajang berbuka puasa, tetapi juga menjadi pusat ekonomi yang memberikan dampak besar bagi masyarakat. Menyambut Ramadan 2025, kawasan ini diprediksi bisa mencatatkan perputaran ekonomi hingga Rp35–40 miliar, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat mencapai Rp30 miliar.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengatakan, peningkatan perputaran ekonomi tersebut bisa tercapai berkat tata kelola yang semakin baik.
“Tahun lalu saja, Lorong Ramadan sudah mencapai Rp30 miliar. Kami optimistis, dengan konsep yang lebih tertata, target Rp35–40 miliar akan tercapai,” ujar Edi.
Selain menjadi pusat kuliner, Lorong Ramadan juga menjadi wadah bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berkembang. Tahun ini, jumlah tenant yang bergabung meningkat pesat, dengan lebih dari 100 UMKM yang menawarkan berbagai produk, mulai dari makanan khas Ramadan hingga kerajinan tangan dan pakaian Muslim.
Ketua Panitia Lorong Ramadan, Ali, yang juga perwakilan dari Irma Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sultan Sulaiman, berharap kehadiran UMKM ini bisa memperkuat perekonomian lokal.
“Kami berharap perputaran ekonomi semakin berkembang, terutama bagi pelaku usaha kecil,” ujarnya.
Selain itu, dengan meningkatnya antusiasme pengunjung, pemerintah Kabupaten Kukar juga telah mengevaluasi pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya yang sempat dihadapkan pada masalah keramaian, kemacetan, dan keterbatasan lahan parkir. Tahun ini, pemerintah telah menerapkan konsep yang lebih tertata untuk memastikan kenyamanan pengunjung dan pelaku usaha.
Camat Tenggarong, Sukono, menambahkan bahwa target ekonomi tahun ini juga mencakup kenyamanan bagi pengunjung dan pedagang.
“Kami tidak hanya fokus pada jumlah transaksi, tetapi juga pada kenyamanan semua pihak,” ungkap Sukono.
Dengan semangat kebersamaan dan optimisme yang tinggi, Lorong Ramadan di Tenggarong 2025 diprediksi bisa menjadi ajang penguatan ekonomi lokal yang lebih besar dan lebih tertata.