Kutai Kartanegara – Kripik Tempe asal Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, kini mulai unjuk gigi di pasar nasional. Produk olahan lokal ini sukses menembus pasar Jakarta dan banjir pesanan dalam beberapa bulan terakhir.
Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno, mengatakan pengiriman 1.000 bungkus kripik tempe ke Jakarta menjadi bukti bahwa produk UMKM desanya mampu bersaing di level nasional.
“Inovasi ini sudah berjalan hampir dua tahun. Sekarang permintaan terus meningkat, bahkan kami sudah produksi lebih dari 2.000 bungkus per bulan,” ujar Sukirno, (20/3/2025).
Produk berbahan dasar tempe ini awalnya hanya dikenal secara lokal. Namun berkat inovasi warga—khususnya dalam mengolah tempe menjadi kripik yang tahan lama dan mudah didistribusikan—desanya kini dikenal sebagai salah satu sentra tempe terbesar di Kukar.
Sekitar 80 persen warga Loh Sumber terlibat langsung dalam industri tempe, mulai dari produksi, pengolahan hingga pengemasan. Peran Tim Penggerak PKK dan kelompok Dasawisma juga cukup sentral dalam pemberdayaan perempuan dan ibu rumah tangga.
“Banyak ibu-ibu ikut bantu di proses pengemasan atau produksi. Ini sangat membantu mereka mendapatkan penghasilan tambahan,” jelas Sukirno.
Kesuksesan kripik tempe ini juga tak lepas dari dukungan PT MHU yang membantu proses distribusi dan pemasaran ke luar daerah. Kerja sama ini membuka jalan bagi produk lokal untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Meski begitu, Sukirno mengakui masih ada tantangan, terutama dalam pendanaan dan pembinaan jangka panjang.
“Kami harap ada perhatian dari pemerintah daerah, terutama OPD yang membidangi UMKM. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, produk ini bisa berkembang lebih pesat,” ujarnya.
Kripik Tempe Loa Kulu dinilai punya potensi menjadi produk unggulan Kukar, tidak hanya di pasar nasional, tapi juga internasional. Dengan semangat kolaborasi antara warga, pemerintah, dan pihak swasta, Desa Loh Sumber terus melangkah maju sebagai motor penggerak UMKM lokal.
