Komisi D DPRD Makassar meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar segera menuntaskan masalah penahanan ijazah dua murid TK Tunas Muda. Disdik diminta memberi sanksi kepada sekolah jika terbukti mempersulit orang tua murid.
“Kalau penahanan ijazah karena faktor tertentu, itu pelanggaran. Dinas Pendidikan harus menelusuri langsung ke sekolah dan memanggil kepala sekolah untuk memberikan penjelasan,” kata Ketua Komisi D DPRD Makassar, Ari Ashari Ilham, Selasa (1/7/2025).
Ari menyoroti sikap kepala sekolah yang meminta orang tua mengurus sendiri ijazah ke Disdik. Menurutnya, sekolah seharusnya memfasilitasi kebutuhan murid karena merupakan perpanjangan tangan Disdik.
“Kalau memang tidak mau mengurus siswa, ya sebaiknya berhenti saja,” tegas Ari. Ia menambahkan, pihaknya tidak segan merekomendasikan sanksi kepada sekolah yang mempersulit orang tua, bahkan penggantian kepala sekolah jika terbukti sengaja menahan ijazah.
Namun Ari juga menyatakan kasus ini perlu ditelusuri lebih lanjut. Jika ada hal penting yang harus disampaikan langsung kepada orang tua, seperti nasehat, pihak sekolah bisa sedikit ditoleransi.
Sementara itu, anggota Komisi D, Adi Akbar, menyayangkan polemik penahanan ijazah dan berharap masalah ini bisa dikomunikasikan dengan baik. Ia juga mencatat Disdik sudah bersedia turun untuk mediasi.
Kronologi Penahanan Ijazah
Orang tua murid, Rahmawati, mengaku ijazah anaknya masih ditahan oleh pihak sekolah. Saat rapor dibagikan pada 21 Juni, ia diminta mengurus sendiri ijazah ke Disdik.
“Sampai di Disdik, staf bilang ijazah sudah diambil kepala sekolah. Tapi ijazah dua anakku tidak ada. Mereka malah menyuruh saya ke sekolah lagi,” cerita Rahmawati.
Rahmawati kemudian berkomunikasi dengan Kepala Bidang PAUD dan PNF Disdik Makassar, Yasmain Gasba, yang mencoba menghubungi kepala sekolah. Namun tidak ada jawaban. Ia bahkan diminta datang sendiri ke sekolah dengan membawa materai untuk menandatangani surat pernyataan.
Rahmawati menegaskan, dirinya tidak pernah terlambat membayar sekolah. Ia menduga penahanan ijazah terkait aksi protesnya terhadap acara wisuda di sekolah yang sempat viral.
“Harapanku, semoga kepala sekolah tidak lagi mempersulit orang tua,” ujar Rahmawati.







