Ternate – Upaya menjaga kelestarian pesisir kembali digencarkan oleh para dosen Universitas Khairun (Unkhair) melalui program inovatif berbasis pemberdayaan masyarakat. Kali ini, tim dosen Unkhair menggelar kegiatan konservasi pesisir di Pantai Kastela, Kota Ternate, Maluku Utara, sebagai bagian dari pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang telah dimulai sejak Juli 2025.
Kegiatan tersebut meliputi pembuatan Rumah Bibit untuk mendukung rehabilitasi ekosistem pesisir serta pengolahan sampah organik menjadi briket. Inisiatif ini digagas oleh dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, yakni Disnawati, S.Pi., M.Si. dan Supyan, S.Pi., M.Si., bersama dosen Fakultas Pertanian, Adriani, S.Si., M.Sc.
Menurut salah satu anggota tim pengabdian, Supyan, Rumah Bibit yang dibangun dirancang untuk menghasilkan bibit mangrove siap tanam di kawasan pesisir yang mengalami degradasi. “Rumah bibit yang dibangun tidak hanya berfungsi sebagai tempat persemaian, tetapi juga diharapkan menjadi wadah edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat lokal tentang pentingnya mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir,” ungkapnya.
Selain pembuatan Rumah Bibit, tim dosen Unkhair juga menginisiasi pengolahan sampah organik menjadi briket. Sampah organik, seperti daun kering, kayu, dan ranting, dikumpulkan dari kawasan Pantai Kastela, lalu diolah melalui proses karbonisasi dan pencetakan.
“Kegiatan ini bertujuan mengurangi penumpukan sampah organik di pesisir sekaligus memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat setempat,” ujar Disnawati, selaku ketua tim program. “Briket ini memiliki nilai kalor yang baik dan dapat digunakan untuk kebutuhan memasak atau keperluan rumah tangga lainnya,” sambungnya.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa serta masyarakat sekitar Pantai Kastela. Melalui Rumah Bibit, warga pesisir dibekali keterampilan menanam, merawat, dan merehabilitasi mangrove secara mandiri. Tidak hanya bibit mangrove, rumah tersebut juga dikembangkan untuk pembibitan tanaman produktif yang mendukung ketahanan pangan keluarga pesisir. Dengan demikian, kegiatan konservasi bukan sekadar penyelamatan lingkungan, tetapi juga berkelindan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu partisipan, Ibu Ida, mengungkapkan harapannya agar program ini dapat meningkatkan kesadaran lingkungan sekaligus memberikan keterampilan baru bagi warga. “Kegiatan ini bermanfaat untuk Pantai Kastela, dan kami juga mendapat keterampilan terkait pembuatan briket,” ujarnya.
Dengan adanya Rumah Bibit dan program pengolahan sampah organik, Universitas Khairun tidak hanya menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan sosial dan lingkungan. Upaya ini sekaligus menjadi kontribusi nyata kampus dalam mendukung agenda nasional dan global terkait pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
Inisiatif ini mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui hibah Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2025 (DPPM 2025). Program ini diharapkan semakin mendorong kontribusi akademisi Unkhair bagi pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.







