Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Disbun Kukar Dorong Pembangunan Embung, Perkuat Ketahanan Perkebunan Rakyat dari Ancaman Kekeringan

Iklan

TENGGARONG – Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disbun Kukar) terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan sektor perkebunan rakyat. Salah satu langkah strategis yang kini dijalankan adalah pembangunan embung atau waduk mini di berbagai wilayah pedesaan. Infrastruktur penampung air ini kini diposisikan sebagai solusi nyata untuk menghadapi tantangan kekeringan yang kerap melanda kawasan kebun masyarakat.

Dalam konteks perubahan iklim yang memengaruhi pola curah hujan, kehadiran embung menjadi krusial. Embung berfungsi sebagai penyangga air yang mampu menyuplai kebutuhan irigasi perkebunan, terutama saat musim kemarau tiba. Disbun Kukar mengarahkan pembangunan ini di wilayah strategis, khususnya yang menjadi lokasi pengembangan komoditas unggulan seperti kopi, kelapa sawit, karet, dan lada.

Kepala Bidang Produksi Disbun Kukar, Subagio, menekankan bahwa ketersediaan air menjadi salah satu isu utama dalam pengembangan perkebunan di Kukar. Banyak kawasan kebun rakyat belum memiliki sistem irigasi permanen, sehingga rentan mengalami gangguan produksi ketika musim kering melanda. “Embung ini menjadi solusi jangka panjang, terutama di wilayah baru yang mengembangkan kopi dan sawit. Ini bukan hanya proyek pembangunan, tapi juga investasi ketahanan pangan dan ekonomi rakyat,” ungkap Subagio, Rabu (9/7/2025).

Beberapa lokasi yang telah menikmati manfaat embung antara lain Perangkat Baru dan Jonggon Jaya untuk komoditas kopi, serta sejumlah daerah pedalaman yang tengah mengembangkan kelapa sawit dan karet. Pembangunan embung ini dilaksanakan secara terencana, dengan mempertimbangkan topografi, kebutuhan air tanaman, dan keterlibatan aktif masyarakat setempat.

Tak hanya membangun infrastruktur fisik, Disbun Kukar juga melengkapi program ini dengan pelatihan teknis kepada kelompok tani. Pelatihan tersebut mencakup manajemen air, perawatan embung, serta pelestarian kualitas air agar tetap sesuai kebutuhan agrikultur. Dengan pendekatan ini, embung tak sekadar menjadi bangunan mati, tetapi dihidupkan lewat sistem pengelolaan yang berkelanjutan dan partisipatif.

Menariknya, pemanfaatan embung berkembang melampaui fungsi irigasi. Beberapa kelompok masyarakat mulai memanfaatkannya sebagai kolam budidaya ikan, membuka peluang ekonomi tambahan di luar sektor perkebunan. Selain itu, embung juga berperan menjaga kelembapan tanah, mengisi kembali cadangan air tanah, serta memperkuat konservasi lingkungan di sekitar lahan pertanian.

Langkah proaktif Disbun Kukar ini secara perlahan mengurangi ketergantungan petani terhadap musim hujan. Dengan akses air yang lebih stabil, produktivitas kebun rakyat semakin terjaga, bahkan di musim kemarau. Ke depan, Disbun Kukar menargetkan perluasan pembangunan embung agar seluruh wilayah perkebunan di Kukar bisa menikmati manfaat serupa, memperkuat ketahanan sektor pertanian secara menyeluruh.

“Program embung ini menjadi bukti bahwa pembangunan yang terarah dan berpihak pada rakyat kecil mampu menciptakan dampak ganda: menjaga produktivitas kebun sekaligus memberdayakan ekonomi desa,” pungkasnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *