Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Desa Jembayan Dalam Genjot Infrastruktur Irigasi untuk Perkuat Ketahanan Pangan Warga

Kepala Desa Jembayan Dalam, Rusmiadi (Redaksi/Republiknews)

Iklan

Kukar- Sebagai desa dengan mayoritas penduduk yang menggantungkan hidup dari pertanian dan perkebunan, Desa Jembayan Dalam di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, mulai menata arah pembangunan yang fokus pada ketahanan pangan. Upaya ini tak sekadar wacana, melainkan dilandasi kondisi riil masyarakat dan keterlibatan langsung warga dalam proses produksi pangan lokal.

Desa yang dihuni sekitar 3.300 jiwa atau 750 kepala keluarga ini memiliki sumber daya pertanian yang melimpah. Komoditas yang dikelola pun beragam, mulai dari karet dan kelapa sawit, hingga buah-buahan unggulan seperti durian dan rambutan. Hampir seluruh lahan produktif tersebut dimiliki secara mandiri oleh warga, menjadikan potensi ketahanan pangan sangat kuat apabila dikelola dengan baik.

Kepala Desa Jembayan Dalam, Rusmiadi, menyampaikan bahwa sejak awal pemerintah desa menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas utama pembangunan. “Karena sebagian besar warga bekerja sebagai petani dan pekebun, maka pembangunan desa harus berpihak kepada kebutuhan mereka,” jelasnya, (1/7/2025).

Dukungan konkret untuk sektor ini datang dari berbagai pihak. Pada 2024, misalnya, Desa Jembayan Dalam menerima bantuan satu unit ekskavator mini dari Bupati Kukar melalui Dinas Pertanian. Alat berat ini menjadi pemicu penting dalam membuka dan memperluas lahan pertanian warga, sekaligus mempercepat pembukaan jalur akses pertanian yang selama ini menjadi kendala utama.

Meski begitu, Rusmiadi menyebut bahwa persoalan infrastruktur, terutama jalan tani dan sistem irigasi, masih menjadi hambatan serius dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Sejak 2023, berbagai program pembangunan jalan sudah mulai direalisasikan, melalui kolaborasi dengan Dinas PU Kukar, DPRD Kukar, dan pendanaan dari Alokasi Dana Desa (ADD).

Menghadapi tahun 2025, arah pembangunan pun difokuskan pada proyek normalisasi parit dan pembangunan embung. Keduanya merupakan langkah strategis untuk menjamin keberlanjutan air bagi pertanian serta mengurangi risiko banjir. “Panjang parit yang kami ajukan untuk dinormalisasi sekitar 10 kilometer. Ini penting agar air bisa mengalir dengan lancar ke lahan-lahan pertanian,” ujarnya.

Di samping memperbaiki jalur air, pembangunan embung juga menjadi prioritas untuk menyimpan cadangan air di musim kemarau. Embung ini nantinya akan difungsikan sebagai sumber irigasi utama yang mampu menyuplai kebutuhan air di lahan pertanian warga, terutama saat intensitas hujan menurun drastis.

Hingga kini, terdapat delapan kelompok tani aktif yang tersebar di 10 RT dari dua dusun. Mereka menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan program ketahanan pangan, sekaligus menjadi mitra pemerintah desa dalam merancang kebutuhan pembangunan berbasis lapangan.

Jika semua infrastruktur tersebut dapat terpenuhi secara bertahap, Rusmiadi optimistis produksi pertanian di Desa Jembayan Dalam akan meningkat secara signifikan. “Kami ingin desa ini bisa menjadi lumbung pangan, bukan hanya untuk warga lokal, tapi juga menyuplai pasar di luar desa,” tandasnya.

Dengan pendekatan pembangunan yang bersandar pada kebutuhan dan potensi warga, Desa Jembayan Dalam bergerak pasti menuju desa mandiri pangan. Program ini bukan hanya memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat, tetapi juga menjadi model pembangunan desa berbasis potensi lokal yang berkelanjutan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *