Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Bupati Takalar Dorong Bidan Tingkatkan Profesionalisme untuk Perangi Stunting

Iklan

Bupati Takalar, Muhammad Firdaus Daeng Manye, mengajak para bidan di wilayahnya untuk meningkatkan profesionalisme dan memperkuat peran dalam memerangi stunting. Ia menegaskan, bidan memegang peran strategis dari hulu hingga hilir dalam pendampingan ibu hamil hingga 1.000 hari pertama kehidupan anak.

“Memang bidan ini mulai dari hamil, melahirkan, nifas, kemudian (melahirkan) anak, bahkan anaknya sampai 1000 hari pertama harus di-manage oleh bidan,” kata Firdaus saat Musyawarah Cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-8 Kabupaten Takalar, Sabtu (10/5/2025).

Firdaus menyebut, peran bidan bukan hanya pelayanan medis, tetapi juga menjadi bagian dari program nasional pemerintah untuk menekan angka stunting. Pencegahan stunting, katanya, sudah dimulai sejak nol bulan kehamilan.

Takalar sendiri menjadi daerah dengan angka stunting terendah di Sulawesi Selatan. Firdaus menilai capaian ini harus dipertahankan melalui kolaborasi lintas tenaga kesehatan.

“Alhamdulillah kemarin rapat untuk stunting di Takalar ini adalah yang terbaik di Sulawesi Selatan. Ini harus dijaga,” ujarnya.
“Terus berkolaborasi dengan perawat, ahli gizi, dokter dan sebagainya sehingga pelayanan di Takalar ini semakin baik,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Firdaus menegaskan pentingnya penguatan organisasi bidan, peningkatan pelayanan, dan dukungan pemerintah terhadap rencana kerja mereka.

“Jadi sangat memegang peranan dalam memberikan layanan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu dan anak yang ada di Takalar sehingga saya sangat mendukung rencana daripada bidan ini untuk meningkatkan profesionalisme, mengembangkan organisasi, dan meningkatkan pelayanan karena berdampak langsung pada masyarakat yang ada di Takalar,” jelasnya.

Saat ini, jumlah bidan di Kabupaten Takalar mencapai 957 orang, terdiri dari 210 ASN dan 840 non-ASN. Total keseluruhan diperkirakan mencapai 1.000 bidan, namun sebagian belum terdata resmi.

Ke depan, Firdaus menilai tantangan profesi bidan akan semakin kompleks. Masyarakat yang kian kritis menuntut program kesehatan yang lebih mumpuni dan adaptif.

“Tantangan bidan ke depan nanti ini kan berbeda, 10 tahun yang lalu, dengan lima sepuluh tahun ke depan akan berbeda. Itu sejalan dengan tantangan pendidikan, tantangan pertanian, tantangan macam-macam. Apalagi berbicara kesehatan itu adalah pelayanan dasar. Mereka atau masyarakat kita sudah semakin kritis dan sudah mulai semakin paham sehingga lima tahun ke depan ini sudah harus dirumuskan program yang lebih mumpuni dan bisa memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat,” ujarnya.

Firdaus juga mendorong peningkatan jumlah praktik mandiri bidan agar pelayanan kesehatan menjangkau seluruh desa. Saat ini, praktik mandiri di Takalar berjumlah 48.

“Praktik mandiri kan ada di desa Bu yah. Berapa tadi jumlah praktik mandiri? Ada 48. Kalau bisa semakin banyak bidan yang dapat sertifikasi untuk praktik mandiri supaya semakin banyak jangkauan area,” ucapnya.

Menutup sambutannya, Firdaus berharap bidan di Takalar semakin maju, solid, dan profesional.

“Semoga bidan Takalar di Sulawesi Selatan ini lebih maju, lebih mampu, memberikan layanan kepada seluruh masyarakat kita yang ada di daerah tempat kita masing-masing. Jangan lupa untuk selalu menjaga kekompakan, kebersamaan, persatuan dalam meningkatkan kemampuan serta profesionalisme dalam melayani dan memberikan pelayanan kepada masyarakat kita,” tutupnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *