Ternate – Kesenian Jaranan, atau yang lebih dikenal dengan Kuda Lumping, merupakan warisan budaya yang kaya akan nilai filosofis dan spiritual. Meski memiliki nilai estetika yang tinggi, pelestarian kesenian ini di luar Jawa, khususnya di Ternate, Maluku Utara, menghadapi berbagai tantangan. Kelompok seni Panca Manggala Budaya yang berlokasi di Ternate berupaya keras melestarikan kesenian tradisional ini, namun mereka sering terkendala oleh keterbatasan alat seni dan minimnya sumber pendapatan yang dapat menunjang keberlangsungan kegiatan mereka.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan judul “Revitalisasi Kesenian Jaranan Melalui Kajian Etnofisika dan Penguatan Ekonomi Kreatif” hadir dengan tujuan tidak hanya melestarikan kesenian Jaranan, tetapi juga memperkuat ekonomi kreatif masyarakat setempat. Dengan pendekatan multidisipliner yang memadukan pelestarian budaya dan pendidikan, program ini telah memberikan dampak positif yang nyata bagi kelompok seni Panca Manggala Budaya.
Program PKM dilaksanakan melalui beberapa tahap. Pertama, sosialisasi mengenai pentingnya pelestarian kesenian Jaranan dan pemanfaatannya dalam konteks edukasi etnofisika. Misalnya, dentuman cambuk dalam pertunjukan Jaranan, yang dikenal menyerupai fenomena sonic boom, dijelaskan melalui konsep fisika yang mudah dipahami. Selanjutnya, program ini menyediakan pelatihan desain dan pengemasan merchandise, seperti gantungan kunci dan kaos, yang bertujuan membuka peluang ekonomi baru bagi kelompok seni.
Pelatihan ini menambah keterampilan penting bagi anggota kelompok untuk meningkatkan nilai jual produk sekaligus mempromosikan budaya lokal. Salah satu langkah strategis program adalah penyerahan alat pendukung seni secara lengkap, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pertunjukan dan kapasitas kelompok seni.
Menurut Aji Saputra, salah satu penggagas program, pelestarian budaya tidak hanya berfokus pada aspek hiburan, tetapi juga sebagai media pembelajaran sains melalui kajian etnofisika, sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berdampak pada pelestarian seni, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi kelompok seni melalui pengembangan produk kreatif,” ujarnya.
Hingga saat ini, kelompok seni Panca Manggala Budaya menunjukkan kemajuan signifikan, baik dalam keterampilan seni maupun kemampuan menghasilkan produk merchandise siap pasar. Program ini membuktikan bahwa kolaborasi antara budaya dan ilmu pengetahuan, ditambah penguatan ekonomi kreatif, mampu menjaga dan mengembangkan kesenian Jaranan di tengah tantangan zaman.
Program ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya melestarikan seni tradisional sekaligus memberdayakan masyarakat melalui ekonomi kreatif berbasis budaya. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek yang telah mendanai kegiatan ini, serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Khairun yang memberikan fasilitas dan dukungan penuh. Tanpa dukungan mereka, program ini tidak akan terlaksana dengan sukses.







