Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar mencatat laba bersih Rp 812 juta. Plt Dirut PDAM Makassar Hamzah Ahmad menegaskan capaian ini diraih berkat efisiensi, bukan karena kebijakan taksasi.
PDAM Makassar sebelumnya mengalami kerugian Rp 5,2 miliar pada triwulan I 2025. Setelah Hamzah Ahmad ditunjuk sebagai Plt Dirut bersama Nanang Supriyatno sebagai Plt Direktur Keuangan pada April lalu, pihaknya langsung melakukan efisiensi di berbagai sektor.
“Kalau dihitung-hitung, biaya operasional kurang lebih Rp 250 juta per bulan kita efisiensi. Itulah yang mengoreksi kerugian tadi Rp 5,2 miliar. Kemudian terkait dewan pengawas, tadinya 5 orang jadi 1 orang. Berarti ada biaya operasional Dewas tidak terpakai,” ujar Hamzah Ahmad kepada detikSulsel.
Efisiensi juga menyasar pengurangan pegawai kontrak, pemangkasan komite audit, hingga konsultan yang dipangkas dari 24 orang menjadi hanya 3 orang. Selain itu, biaya perjalanan dinas yang awalnya Rp 3 miliar dipotong separuh.
Hamzah menambahkan, PDAM juga melakukan pemangkasan biaya tunjangan yang dianggap dobel pembayaran. “Kalau kita rupiahkan, ratusan juta juga nilainya,” imbuhnya.
Hasil efisiensi itu membuat kerugian PDAM berkurang dari Rp 5,2 miliar menjadi sekitar Rp 600 juta. Dalam 3 bulan terakhir, PDAM juga berhasil menambah 5.300 pelanggan baru.
“1.700 pelanggan baru ini karena pemerataan tekanan air. Kemudian ada 600 pelanggan dari program sambungan gratis wali kota, dan 3.000 pelanggan baru dari proyek jaringan pipa Pa’baeng-baeng,” jelasnya.
Menurut Hamzah, tambahan pelanggan baru dengan rata-rata pembayaran Rp 80 ribu per bulan ikut mendongkrak pendapatan PDAM. Selain itu, pemeriksaan pencurian air juga membantu meningkatkan pendapatan.







