Kukar- Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Aulia Rahman Basri, menyerukan larangan keras terhadap praktik peracunan ikan yang diduga menjadi penyebab utama kematian pesut Mahakam. Dalam pernyataan resminya usai rapat koordinasi, Aulia menegaskan bahwa temuan terbaru menunjukkan kematian pesut lebih banyak disebabkan oleh keracunan di perairan.
“Dari hasil rapat koordinasi kemarin, kita mengetahui bahwa penyebab kematian pesut sekarang ini lebih cenderung karena proses keracunan,” ungkapnya.
Ia mengimbau masyarakat, khususnya yang bermukim di sekitar Danau Semayang dan Desa Pela, untuk menghentikan segala bentuk penangkapan ikan yang merusak lingkungan, termasuk dengan menggunakan racun. Praktik ini, selain melanggar hukum, juga membahayakan kelangsungan hidup satwa dilindungi seperti pesut Mahakam yang merupakan ikon spesies endemik Kalimantan Timur.
“Kalau praktik itu tetap dilakukan, kami akan berkolaborasi dengan Polres Kutai Kartanegara untuk mengambil tindakan tegas, baik berupa himbauan maupun penindakan pidana sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku,” tandasnya.
Langkah ini menunjukkan komitmen Pemkab Kukar dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di wilayahnya. Selain pesut Mahakam, perairan Kukar juga menjadi habitat bagi spesies langka lainnya, sehingga perlindungan lingkungan menjadi prioritas bersama pemerintah dan masyarakat.







