Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pj Bupati Takalar Lestarikan Budaya-Tanamkan Profil Pelajar Pancasila

Pj Bupati Takalar Setiawan Aswad membuka sosialisasi cagar budaya dan jelajah situs di Takalar. Hal ini untuk melestarikan budaya pada generasi muda.

Acara tersebut dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Makassar. Acara berlangsung di Museum Daerah Balla Appaka Sulapa, Takalar, Jumat 21 Juni 2024.

Dalam sambutannya, Setiawan menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pihak terutama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX yang telah telah menyelenggarakan kegiatan ini di Takalar.

“Literasi Digital perlu ditanamkan dan melestarikan budaya pada anak-anak kita, salah satunya adalah profil pelajar pancasila. Dengan menguatkan karakter profil pelajar pancasila dengan project-project, salah satunya adalah digitalisasi budaya” imbuhnya

“Kita harus mengaktifkan sekolah-sekolah dan memotivasi anak-anak kita untuk menciptakan konten-konten dan membuat narasi untuk dimasukkan dalam arena plan budaya, karena kalau tidak begitu mereka akan didominasi oleh budaya asing,” katanya.

Dikatakan pula, simbol budaya dikatakan sebagai identitas dan nilai-nilai kita, namun sebagai fisik tidak ada yang abadi. Untuk itu, salah satu cara melestarikan budaya adalah dengan menyiapkan SDMnya, sarana prasarana dan menyiapkan teknologinya. Fisik boleh hilang tetapi kalau tetap dalam alam fikiran kita maka budaya itu akan bertahan selama-lamanya. Kita tinggal menguatkan daya lestarinya, menumbuhkan agar tetap survive melewati zaman, waktu dan generasi. Maka kita butuh reveransi budaya yang bisa menjaga itu.

“Di Takalar kita memiliki banyak cagar budaya yang harus ditumbuhkembangkan bukan hanya dijaga dan dilestarikan. Untuk itu, mari kita tanamkan dalam diri kita serta generasi kita untuk menumbuhkembangkan cagar budaya yang ada di daerah kita sebagai warisan bagi generasi mendatang,” ujar Setiawan.

Sementara itu, Sub Bagian Umum Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Makassar Anriany pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa kegiatan cagar budaya dilaksanakan di takalar karena berdasarkan sejarah takalar memiliki peran penting dalam sejarah dan budaya.

“Berdasarkan sejarah, takalar bukan sejarah biasa-biasa saja, banyak kisah dan budaya yang dimiliki takalar, salah satunya adalah tidak mungkin di takalar ada benteng besar yang mendukung benteng somba opu sebagai kerajaan gowa kalau tidak peran yang penting dimasa lalu, ” kata dia.

“Tidak mungkin di takalar ada situs ibunda sultan hasanuddin kalau takalar waktu itu tidak menjadi bagian penting dari kerajaan gowa, dan tidak mungkin ada situs tungku pembakaran teripang kalau takalar tidak punya perang penting dalam perdagangan internasional pada masa lalu,” Jelasnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *